Jumat, 18 September 2009

Filled Under: ,

Nilai Luhur yang Dapat Kita Petik Dari Ibadah Bulan Romadhon

Semua ibadah yang kita lakukan di bulan suci romadhon baik ibadah puasa, sholat tarawih, membaca Al-Quran, membayar zakat, dan ibadah yang lainnya, apabila kita cermati mengandung nilai-nilai yang patut kita kembangkan dan kita lestarikan sebagai tobiat dan prilaku walaupun di luar bulan suci romadhon. Adapun nilai-nilai luhur tersebut sekurang-kurangnya ada lima hal yang bisa kita petik dan ambil sebagai pelajaran.

1. NILAI KETAATAN / KEPATUHAN KEPADA ALLOH SWT DAN ROSULULLOH SAW

Kita mau melaksanakan ibadah puasa dan amaliah-amaliah yang lain pada bulan suci Romadhon adalah merupakan sebuah kesadaran dan keimanan kita kepada Alloh SWT, karena dilandasi sebuah niat suci untuk mencari pahala dan ridho dari Alloh. Hal inilah yang bisa petik dari sebuah ibadah puasa mengandung sebuah nilai ketaatan kepada Alloh dan Rosululloh SAW, karena kita meyakini apa yang diperintahkan oleh Alloh dan yang dicontohkan oleh Rosululloh SAW, sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿سوراة البقرة ١٨3 ﴾

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ... الأية ﴿سوراة البقرة ١٨٥ ﴾
Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.


Sabda Rosululloh

اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ ﴿رواه احمد ﴾

Sesungguhnya Alloh Yang Maha Mulya dan Agung mewajibkan puasa romadhon dan mensunnahkan sholat malam (tarawih). Barang siapa yang berpuasa dan sholat malam karena mencari pahala, maka dosa-dosanya akan keluar (dihapus) sebagaimana hari anak lahir dari ibunya (bersih tanpa dosa).

2. NILAI KESABARAN


Ibadah puasa didalamnya terkandung nilai dan pembelajaran untuk kita menjadi orang-orang yang bersabar tatkala kita melaksanakan ibadah puasa, kemudian ada hal-hal yang menimbulkan diri kita marah/emosi, maka kita dituntut untuk tetap bersabar. Karena manakala kita menurutkan hawa nafsu, maka ibadah puasa kita tidak bernilai di hadapan Alloh SWT. Olehnya itu, pelatihan selama di bulan suci Romadhon tentang pengendalian diri atau kesabaran, hendaknya dijadikan sebagai tobiat walaupun dalam bulan suci romadhon. Di samping itu, sabar adalah merupakan perintah Alloh SWT. Berdasarkan firman Alloh dalam Al-Quran

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿سوراة ال عمران 200 ﴾

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Sabda Rosululloh SAW

قَلَ رَسُوْلُ اللهِ j الصَّبْرُ ثَلاَثَةٌ : فَصَبْرٌ عَلَى الْمُصِيْبَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ اْلمَعْصِيَةِ ... ﴿رواه الديلمي ﴾

Rosululloh bersabda, Sabar ada tiga hal, yaitu : bersabar atas musibah, bersabar atas ketaatan, bersabar atas maksiat.

Di dalam penjelasan hadist, apabila seseorang mampu bersabar tatkala terkena musibah, maka Alloh akan menulis pahala kepadanya 300 derajat / tingkatan dan diantara tiap tingkatan adalah antara langit dan bumi. Sedangkan apabila seseorang bisa bersabar dalam melaksanakan ketaatan, Alloh akan memberikan pahala 600 derajat / tingkatan, antara derajat satu dan lainnya adalah sejauh ujung bumi dan langit shaf ketujuh (ArsNya Alloh). Dan apabila orang bersabar untuk menjauhi kemaksiatan, dia akan diberikan pahala 900 derajat / tingkatan, tiap-tiap derajat sejauh dua kali jarak antara ujung bumi dan ArsNya Alloh.

اَلصَّبْرُ مِنَ اْلاِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ ... ﴿ الحديث ﴾

Kesabaran adalah bahagian dari iman sebagaimana kedudukan kepala atas badan.

Olehnya itu hadirin yang dimulyakan oleh Alloh, hendaknya kita memohon dan meminta kepada Alloh agar kita senantiasa diberikan kesabaran sehingga kita menjadi orang-orang yang luhur di hadapan Alloh SWT. Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ ﴿سوراة الأعرف 126 ﴾

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).

Selengkapnya ...


3. NILAI KEJUJURAN

Di dalam ibadah puasa, juga terkandung nilai kejujuran. Kita telah tahu andaikan kita melaksanakan puasa hanya kepura-puraan saja juga tidak ada yang mengetahui kecuali diri kita dan Alloh SWT. Akan tetapi, karena kita berlatih untuk menjadi orang yang jujur, sehingga dilihat maupun tidak dilihat orang, kita tetap tidak mau makan, tidak mau minum, dan berbuat hal-hal yang membatalkan puasa. Itulah nilai kejujuran yang bisa kita jadikan sebagai tuntunan hidup. Bahkan dengan kejujuran, akan menuntun kepada kita ke dalam jalan yang baik, yaitu jalan menuju surga Alloh SWT. Dan kita di hadapan Alloh tercatat sebagai orang-orang yang jujur serta di hadapan manusia kita menjadi orang yang luhur dan terpercaya. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَاِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى اِلىَ الْجَنَّةِ وَماَ يَزالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا .... ﴿رواه مسلم ﴾

Menetapilah kalian kejujuran. Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga. Tidak henti-hentinya seorang laki-laki dalam keadaan jujur dan bersungguh-sungguh dalam kejujuran, sehingga di sisi Alloh ditulis termasuk orang yang jujur.

Nilai kejujuran yang paling utama adalah jujur kepada diri kita sendiri dan hati nurani kita. Apabila nilai itu sudah mampu kita raih, maka dengan orang lain kita akan lebih mudah untuk menjadi orang-orang yang jujur dan orang yang dapat dipercaya. Dengan melatih nilai kejujuran itu, maka hati kita sudah terhindar dari sifat orang-orang munafik, yaitu selalu berkhianat. Bahkan Rosululloh SAW bersabda dalam sebuah hadist : “Tidak akan datang hari qiyamat, sehingga para pemimpin-pemimpin ummat adalah orang-orang munafik”.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتىَّ يَسُوْدَ كُلَّ اُمَّةٍ مُنَافِقُوْهَا ﴿رواه الربيع ﴾

4. NILAI PERJUANGAN / KESUNGGUH-SUNGGUHAN / JIHAD

Ternyata segala aktivitas apapun yang kita lakukan dibutuhkan kesungguh-sungguhan, dibutuhkan perjuangan. Begitupula tatkala kita melaksanakan ibadah kepada Alloh SWT, termasuk salah satunya ibadah-ibadah yang kita lakukan dalam bulan suci romadhon. Andaikata tanpa kesungguh-sungguhan, tidak akan terwujud kita menjadi orang yang sukses melaksanakan puasa, sukses melaksanakan sholat malam (tarawih), sukses dalam membaca Al-Quran, sukses dalam membayar zakat, dan amaliah-amaliah lainnya. Karena itulah, dengan momentum dan pembelajaran yang kita lakukan dalam bulan romadhon menunjukkan bahwa kesungguh-sungguhan harus menjadi tobiat dan perilaku kita, agar apa yang menjadi tujuan dan cita-cita kita bisa tercapai dan berhasil degan baik. Lebih dari itu, bersungguh-sungguh dan berjuang di jalan Alloh adalah merupakan perintah Alloh SWT dan perintah Rosululloh SWT, sebagaimana dalil-dalil di bawah ini :

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿سوراة توبة 41 ﴾

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Alloh. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

قَلَ رَسُوْلُ اللهِ j جَاهِدُوْا بِأَيْدِيْكُمْ وَاَلْسِنَتِكُمْ وَاَمْوَالِكُمْ ﴿رواه النسائ ﴾

Membelalah dengan tanganmu, lisanmu dan dengan hartamu.

5. NILAI KEDERMAWANAN

Dalam bulan romadhon ada contoh amaliah yaitu membayar zakat fitrah. Ini menunjukkan adanya sebuah pesan agar umat Islam menjadi orang yang mempunyai rasa sosial, mau membantu kepada saudara-saudaranya yang mengalami kesulitan, kepada saudara-saudaranya yang membutuhkan uluran tangan. Dan hendaknya itu diteruskan pada kehidupan kita di luar bulan suci romadhon, adanya saling tolong-menolong dan saling bantu-membantu sesama muslim.

Harta yang kita sodaqohkan akan berlipat dihadapan Alloh SWT, sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿ سوراة البقرة 261 ﴾

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dan sabda Rosululloh SAW

اَلسَّخَاءُ شَجَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ اَغْصَانُهَا مُتَدَلِّياَتٌ فِى الدُّنْياَ فَمَنْ اَخَذَ غُصْنًا مِنْهَا قَادَهُ اِلىَ الْجَنَّةِ. وَاْلبَخِلُ شَجَرَةٌ فِى النَّارِ اَغْصَانُهَا مُتَدَلِّياَتٌ فِى الدُّنْيَا فَمَنْ اَخَذَ غُصْنًا مِنْهَا قَادَهُ اِلىَ النَّارِ ﴿ الحديث ﴾

Dermawan pohon yang ada di surga. Dahan-dahan dari pohon menjutai ke dunia. Barang siapa yang mengambil satu dahan dari pohon, maka akan menuntun orang tersebut ke surga. Kikir / pelit pohon yang ada di neraka. Dahannya menjutai ke dunia. Barang siapa yang mengambil satu dahan dari pohon tersebut, maka menggiring orang tersebut ke neraka.

الصَّدَقَةُ تَمْنَعُ سَبْعِيْنَ نَوْعًا مِنْ اَنْوَاعِ اْلبَلاَئِ اَهْوَنُهَا الْجُذَامُ وَاْلبَرَصُ ﴿ الحديث ﴾

Sodakoh dapat mencegah dari 70 macam bencana, seringan-ringannya adalah sakit lepra dan belang.

اَلصَّدَقَةُ اِذَ خَرَجَتْ مِنْ يَدِ صَاحِبِهَا تَكَلَّمَتْ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ : َاْلاُوْلىَ كُنْتُ صَغِيْرَةً فَكَبَّرْتَنِي ، وَالثَّانِيَةُ كُنْتُ حَارِسِ فَاْلاَنَ صِرْتُ حَارِسَتَكَ ، وَالثَّالِثَةُ كُنْتُ عَدُوَّكَ فَاَحْبَبْتَنِى ، وَالرَّابِعَةُ كُنْتُ فَانِيَةً فَاَبْقَيْتَنِى، وَالْخَامِسَةُ كُنْتُ قَلِيْلَةً فَكَثَّرْتَنِى ﴿ الحديث ﴾

Ketika sodakoh telah keluar dari tangan orang yang bersedekah, ia akan berbicara dengan lima kalimat. Pertama : sodakoh berkata saya kecil, tetapi setelah itu saya menjadi besar. Kedua : sebelumnya saya kamu yang menjaga, tetapi sekarang aku yang menjagamu. Ketiga : sebelumnya aku adalah musuhmu, sekarang aku adalah kekasihmu. Keempat : sebelumnya aku adalah fana, sekarang aku kekal untukmu. Kelima : sebelumnya aku sedikit, sekarang aku menjadi banyak.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bulan romadhon akan bisa kita laksanakan pada sebelas bulan yang akan datang, manakala kita mampu bermuhasabah melihat masihkah nilai-nilai itu ada dalam perilaku kita?, yang kedua senantiasa kita menyemangatkan diri kita untuk senantiasa melaksanakan nilai-nilai luhur tersebut. Dan yang terakhir kita senantiasa berdoa kepada Alloh memohon pertolonganNya agar hati kita ditetapkan dalam melaksanakan amaliah-amaliah sebagaimana yang terkandung dalam nilai-nilai romadhon.

1 comments:

LDII Proffesional Religius mengatakan...

Taqobbalalohu minna wamingkum ...
mudah-mudahan benar-benar kita dapat pahala romadlon yang barokah